Sabtu, 10 Mei 2008

Masyarakat ikut berkontribusi dalam menaikkan harga BBM

Masyarakat Menengah Keatas Ikut Berkontribusi

Dalam Menaikkan Harga BBM

Kenaikan harga BBM bersubsidi akan berdampak pada naiknya bahan kebutuhan pokok yang dibutuhkan oleh semua orang baik itu masyarakat kaya maupun masyarakat miskin. Bagi masyarakat yang berpenghasilan tinggi atau menengah, mungkin tidak terlalu bermasalah, akan tetapi lain halnya bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah akan menjadikan mereka semakin miskin dan sulit untuk menjalani hidup sehari-hari.

Pada umumnya masyarakat yang berpenghasilan menengah keatas memiliki lebih dari satu unit kendaraan bermotor roda empat atau paling tidak minimal satu unit kendaraan roda empat atau roda dua. Bisa dibayangkan berapa banyak kendaraan bermotor roda empat termasuk roda dua yang berseliweran di jalanan.

Dari tahun-ketahun jumlah kepemilikan kendaraan bermotor semakin meningkat. Peningkatan ini tidak lepas dari peran lembaga pembiayaan (Bank atau pun lainnya) yang memberikan kemudahan dalam penyaluran kredit kepemilikan kendaraan bermotor (KKB) dan kredit kepemilikan mobil (KPM), dengan demikian masyarakat akan semakin mudah memiliki kendaraan bermotor dengan cara kredit yang pada akhirnya berdampak pada tingginya konsumsi BBM bersubsidi. Dengan tingginya konsumsi BBM akan berdampak pada makin besarnya nilai subsidi yang ditelorkan oleh pemerintah apalagi dengan naiknya harga bahan minyak mentah dunia.

Melihat kondisi minyak mentah dunia yang harganya terus melonjak hingga diatas $ 120 per barel mengakibatkan pemerintah harus melakukan kebijakan meskipun kebijakan ini tidak populer dan dengan sangat terpaksa menaikkan harga BBM bersubsidi demi menyelamatkan APBN yang pada akhirnya berdampak pada kenaikan harga bahan kebutuhan pokok. Kenaikan bahan kebutuhan pokok akan sangat terasa bagi masyarakat menengah kebawah terutama masyarakat miskin.

Bila kita kaji lebih mendalam, bahwa pada dasarnya pemerintah lebih berpihak kepada masyarakat menengah keatas ketiban masyarakat menengah kebawah melalui pemberian subsidi BBM (khususnya bensin), sebab masyarakat menengah ke atas lebih banyak mengkonsumsi BBM karena memiliki kendaraan bermotor terutama yang beroda empat sementara masyarakat menengah kebawah tidak memilikinya, paling tidak hanya memiliki satu unit kendaraan roda dua. Semakin kaya seseorang/keluarga, maka cenderungan memiliki kendaraan bermotor lebih dari satu unit yang ujung-ujungnya akan semakin banyak mengkonsumsi BBM. Dengan demikian maka akan semakin banyak pengeluaran pemerintah kepada orang-orang kaya melalui subsidi BBM. Olehnya itu kebijakan pemerintah dengan menaikkan harga BBM perlu disikapi positif dan masih jauh lebih bagus dari pada jika pemerintah mengurangi anggaran pembangunan yang notabenenya dinikmati oleh semua orang termasuk masyarakat miskin hanya untuk menyeimbangkan kenaikan bahan minyak mentah dunia.

Meskipun kenyataannya demikian, yang perlu dipikirkan oleh pemerintah adalah bagaimana supaya harga bahan kebutuhan pokok dapat ditekan sedemikian rupa agar tidak melonjak tinggi mengikuti kenaikkan harga BBM termasuk melakukan pengawasan yang ketat guna mencegah para spekulan dalam melakukan penimbunan bahan kebutuhan pokok.

Langkah Antisipatif Kenaikan Harga BBM

Langkah Antisipatif Kenaikan harga BBM bersubsidi

Dalam waktu dekat ini pemerintah akan merencanakan menaikkan harga BBM bersubsidi dikarekanakan melambungnya harga minyak mentah dunia. Kebijakan ini ditempuh oleh pemerintah guna menyelamatkan APBN 2008. Kenaikan harga BBM bersubsidi ini akan memberi dampak banyak (multiplier effect) terutama pada kenaikan harga bahan kebutuhan pokok dan sektor transportasi yang langsung dirasakan oleh masyarakat terutama masyarakat menengah kebawah.

Besaran kenaikan harga BBM diperkirakan antara 25 - 30 % (meskipun belum ditetapkan) akan sangat memberatkan masyarakat pemilik kendaraan bermotor maupun yang tidak memiliki kendaraan bermotor terutama masyarakat hampir miskin dan masyarakat miskin. Bagi masyarakat yang dikategorikan miskin akan mendapatkan dana bantuan berupa BLT plus (bantuan langsung tunai plus), sementara masyarakat yang dikategorikan hampir miskin akan menjadi miskin dan mereka ini tidak mendapatkan BLT plus.

Kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi tidak bisa tidak pasti terjadi dan masyarakat harus menerimanya, hanya saja perlu disikapi positif dengan mengambil berbagai langkah antisipatif guna mengurangi pengeluaran sehari-hari melalui pengiritan pengeluaran setiap harinya.

Berbagai langkah yang bisa ditempuh antara lain pengurangan mobilitas pada hal-hal yang tidak terlalu penting, pengurangan pemakaian energi listrik seperti membatasi waktu pemakaian penerangan maupun pemakaian AC.

Selain penghematan pemakaian energi listrik juga dapat dilakukan dengan cara menekan pengeluaran konsumsi bahan kebutuhan pokok dengan cara memanfaatkan halaman rumah untuk ditanami berbagai macam bahan kebutuhan dapur seperti tomat, cabe, sayur-sayuran ataupun sejenisnya sehingga kebutuhan untuk mengadakan bahan-bahan tersebut tidak perlu membeli dipasar akan tetapi paling tidak sudah tersedia dihalaman rumah masing-masing. Langkah antisipatif tersebut akan menghemat pengeluaran biaya hidup bahkan secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap operasional sumberdaya kelistrikan di kota Palu yang selama ini tidak stabil melalui penghematan pemakaian energi listrik.

Senin, 05 Mei 2008

Halaman rumah dan hutan kota

Memanfaatkan halaman rumah untuk menghutankan kota

Pemerintah kota Palu dalam waktu dekat ini berkeinginan untuk memprogramkan pembangunan hutan kota pada beberada kawasan terbuka yang lokasinya dalam wilayah administrasi kota Palu.
Hutan kota adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon-pohon yang kompak dan rapat didalam wilayah perkotaan baik pada tanah negara maupun tanah hak yang ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang. (pp no. 63, thn 2002). Ditinjau dari sisi bentuk, hutan kota terdiri dari jalur hijau, taman kota, kebun dan halaman, kebun raya, hutan raya dan kebun binatang, hutan lindung, kuburan dan taman makam pahlawan (Dephut)
Hutan kota sangat bermanfaat bagi kehidupan warga kota termasuk warga kota Palu. Berbagai manfaat yang bisa dipetik dengan dibangunannya hutan kota antara lain pelestarian plasma nuftah, sebagai penahan debu, partikel timbal yang berasal dari kendaraan bermotor sehingga menjadikan udara bersih, segar dan sehat, maupun sebagai penghasil oksigen yang dibutuhkan oleh manusia disamping itu dapat pula sebagai peredam suara serta mengatasi air genangan/banjir.
Meskipun dinyatakan didalam peraturan pemerintah no 63 thn 2002 yang intinya hutan kota dimana pohon-pohon yang ditanam di tanah negara atau tanah hak yang ditetapkan sebagai hutan kota saja, namun sebenarnya hutan kota dapat pula dibangun di lahan-lahan milik warga kota seperti dihalaman-halam rumah baik yang berada didepan maupun di belakang rumah ataupun dilahan-lahan tidur milik warga kota. Halaman rumah milik warga yang ditanami dengan berbagai jenis pepohonan dapat juga diartikan sebagai hutan kota. Hutan kota yang dibangun di ruang terbuka milik warga/halaman agar ditata sedemikianrupa sehingga dapat memberikan nuansa keindahan yang dapat dinikmati oleh penghuni rumah maupun orang lain seperti pohon cemara, palem, bunga-bungaan dan lain sebagainya ataupun dapat memberikan manfaat untuk bisa dikonsumsi sebagai penyambung hidup, seperti pohon buah delima, rambutan, mangga dan lain sebagainya, sayur-sayuran maupun tanaman obat keluarga (Toga). Dengan demikian berbagai manfaat yang bisa dinikmati oleh penghuni rumah selain yang disebutkan diatas (manfaat hutan kota), juga dapat mengurangi pengeluaran kebutuhan sehari-hari serta dapat memberikan nuansa keindahan lingkungan rumah.
Untuk mewujudkannya diperlukan terobosan pemerintah kota Palu melalui camat/lurah dengan cara menghimbau kepada seluruh masyarakat kota untuk turut berpartisipasi didalam mewujudkan hutan kota dengan melakukan penanaman berbagai jenis pepohonan dihalaman rumah masing-masing, bila perlu melakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada masyarakat kota tentang manfaat yang dapat dipetik bila memanfaatkan halaman rumah untuk ditanami pepohonan. Hal yang sama juga dapat dilakukan pada seluruh ruang terbuka/halaman kantor, sekolah, rumah sakit fasilitas umum, sehingga seluruh ruang terbuka di kota Palu berubah menjadi ruang terbuka hijau.

Minggu, 20 April 2008

Peningkatan nilai ekonomis komoditi coklat

Meningkatkan nilai ekonomis komoditi coklat (kakao) melalui

pendirian pabrik pengolahan biji coklat di Kota Palu

Meskipun potensi komoditas perkebunan terutama coklat (kakao) di propinsi Sulawesi Tengah cukup besar kurang lebih 248.845 ton pertahunnya yang meliputi perkebunan besar 101 ton dan perkebunan rakyat 147.845 ton (sumber: BPS 2006), namun belum dapat memberikan kontribusi PAD yang besar bagi pemerintah daerah oleh karena komoditas tersebut hanya bisa di pasarkan dalam bentuk bahan mentah saja, sementara kalau pemerintah daerah dalam hal ini Kota Palu menggalakkan argoindustri melalui pendirian pabrik pengolahan biji coklat di kota Palu sehingga komoditas coklat yang berasal dari berbagai kabupaten seperti Poso, Parimo, Donggala maupun kabupaten lainnya tidak perlu lagi dipasarkan keluar propinsi Sulawesi Tengan dalam bentuk bahan mentah, melainkan dipasarkan dalam bentuk setengah jadi atau bisa sampai kepada bahan jadi yang siap dimakan misalnya permen coklat atau coklat pasta yang dapat dikonsumsi langsung setelah diolah di kota Palu; dengan demikian nilai ekonomis yang dapat dihasilkan akan lebih besar bila dibandingkan dengan hanya mengeksport bahan mentah saja. Dengan demikian pengaruh positif yang bakal di dapat oleh pemerintah Sulawesi Tengah antara lain terjadi pengurangan pengangguran di kota dengan memanfaatkan para penganggur untuk bekerja di pabrik coklat, peningkatan pendapatan pekerja sektor informal kota, peningkatan pendapatan petani coklat diberbagai daerah di propinsi Sulawesi tengah. Pada hakekatnya Pemerintah Kota Palu harus berperan sebagai lokomotif bagi pengembangan sektor perkebunan terutama komoditas coklat di Sulawesi Tengah.

Untuk bisa merealisasikan hal ini perlu mengajak para calon insvestor baik yang berada dari dalam negeri maupun dari luar negeri untuk menanamkan modalnya melalui pendirian pabrik pengolah biji coklat di kota Palu. Ajakan ini harus didukung oleh penyediaan listrik yang memadai agar para calon investor bersedia menanamkan modalnya, sebaliknya para investor tidak akan melirik kota Palu jika infrastruktur kelistrikan tidak mendukung meskipun masyarakat, keamanan, kemudahan pemberian izin investasi, ketersediaan lahan, sarana dan prasarana transportasi dan komunikasi mendukung. Oleh karena itu perlu dukungan dari pemerintah dan rakyat melalui wakilnya di DPRD untuk mempertimbangkan hal tersebut, bila perlu mengalokasikan sebagian dana guna membangun infrastruktur kelistrikan dikota Palu meski berdampak pada ditangguhkannya sebagian pembangunan infrastruktur lainnya selama beberapa tahun kecuali hanya untuk pemeliharaannya. Jadi dalam hal ini perhatian pemerintah bukan hanya memikirkan bagaimana menanggulangi permasalahan kelistrikan saat ini saja, akan tetapi bagaimana mengusahakan menambahan pasokan listrik di kota Palu sehingga listrik menjadikan sebagai daya tarik para calon investor disamping daya tarik sumberdaya alam (terutama komoditi coklat) yang dimiliki propinsi Sulawesi Tengah.

Selasa, 11 Maret 2008

Pantai Talise pasca penataan

Pantai Talise Pasca Penataan

Kota Palu yang lebih dikenal dengan sebutan Teluk Palu memiliki obyek wisata yang beragam berupa wisata pantai, taman hutan raya, rumah adat, makam-makam keramat dll. Salah satunya adalah obyek wisata pantai Talise yang merupakan obyek wisata bahari yang memiliki panorama indah yang dapat dinikmati saat matahari terbit, saat matahari terbenam, menikmati para nelayan yang mengail atau menjala ikan.

Sebelum dilakukan penataan, pantai Talise sudah cukup ramai di kunjungi oleh para warga kota Palu maupun para wisatawan yang menikmati pantai Talise pada sore hingga malam hari sambil menikmati makanan kecil dan minuman berupa pisang goreng, pisang eppe, jagung, teh/kopi, sarabba bahkan menjajakan minuman keras di warung berupa tenda ataupun warung yang terbuat dari papan yang juga difungsikan sebagai tempat tinggal. Keberadaan warung/tempat tinggal tersebut semakin ramai dan tidak terkendali sehingga menjadikan pantai Talise semakin buruk bahkan cenderung kumuh, belum lagi pondok-pondok yang dibuat oleh para nelayan pencari nener/benur dibibir pantai yang mengganggu pemandangan serta mengurangi keindahan pantai Talise.

Potensi alam dan kekumuhan inilah yang mengundang perhatian pemerintah kota Palu untuk melakukan penataan teluk Palu dimulai dari pantai Talise hingga pantai Bumi bahari melalui pembangunan jalan lingkar teluk Palu serta jembatan Ponulele yang bertujuan untuk kelancaran arus lalulintas sekaligus menjadikan obyek wisata andalan dalam kota Palu. Keberadaan jembatan dan jalan lingkar teluk Palu akan merubah wajah kota Palu seperti Boulevard di Manado dan pantai Losari di Makasar

Photobucket

Gbr. 1 : Jembatan Ponulele

Dalam kaitannya dengan penataan Pantai Talise, Pemda kota Palu melakukan pembangunan fisik jalan dan jembatan dipesisir pantai serta memindahkan masyarakat yang bermukim dan yang melakukan kegiatan usaha di sepanjang pesisir pantai Talise ke kelurahan Layana Indah dengan harapan pesisir pantai Talise terbebas dari pemandangan yang kurang sedap sehingga masyarakat maupun para turis dapat menikmati keindahan teluk Palu dengan bebas dan nyaman.

Pada kenyataannya pasca penataan fisik dan pemindahan masyarakat pantai Talise belum menjadikan pantai Talise menjadi indah dan nyaman dikunjungi namun sebaliknya sudah ada kecenderungan kembali kekeadaan semula sebelum di tata dimana sudah mulai berdiri kembali pondok-pondok sebagai tempat kegiatan mencari nener, tempat berjualan baik berupa tenda maupun kereta dorong yang seharusnya sudah harus bersih dari pandangan mata terutama pada siang hari.
Photobucket

gbr. 2 : Pantai Talise pasca penataan

Dari sisi fisik, sudah dapat dikatakan ada kemajuan meskipun belum final dan saya melihat cukup memberikan nuansa wisata, meski belum bersifat hijau dan indah karena masih kurangnya pepohon maupun bunga-bungaan, akan tetapi dari sisi sosial dan ekonomi perlu penataan dan pengelolaan tempat jualan yang lebih baik seperti memberikan space antara tenda satu dengan tenda lainnya agar tidak menghalangi pandangan mata kearah laut dan sebaiknya menggantinya dengan tenda-tenda yang seragam seperti tenda krucut ataupun sejenisnya yang bisa dipesan dari luar agar kelihatan lebih rapi dan indah sehingga setiap orang yang berkunjung atau bahkan hanya sekedar lewat dapat menikmati suasana pantai yang bersih, indah dan mempesona pada siang maupun malam hari sebab keindahan pantai dan lingkungannya milik semua orang.